Yo, ini untuk setiap hati yang bertanya,

Kisah perpisahan yang tak pernah mudah.

Jangan biarkan aku pergi tanpa kata,

Sebelum bayangku tenggelam dalam senja.

Aku bagai daun yang terlepas dari ranting,

Terbang tanpa tujuan, ditiup angin kering.

Jejak ini hilang di jalan yang sama,

Meninggalkan kenangan tanpa bicara.

Kau adalah api yang menghangatkan malam,

Tapi aku tak ingin menjadi abu yang padam.

Kau adalah pelabuhan dalam badai hatiku,

Tapi kini aku terombang-ambing tanpa temu.

Jangan biarkan aku pergi tanpa pamit,

Seperti kapal yang hilang di samudra sunyi.

Kau berikan cahaya, tapi jangan padamkan,

Sebelum aku pergi dan tak kembali lagi.

Aku bagai sungai yang mengalir tanpa muara,

Menyimpan air mata yang tak pernah reda.

Langkah ini gelisah, seperti bayang-bayang,

Tak ingin lenyap sebelum kita bicara terang.

Kau adalah lilin yang menjadi harapan,

Menyala di tengah kegelapan tanpa penyesalan.

Tapi aku tak ingin menjadi jejak yang buram,

Kau harus tahu sebelum hatiku tenggelam.

Jangan biarkan aku pergi tanpa pamit,

Seperti kapal yang hilang di samudra sunyi.

Kau berikan cahaya, tapi jangan padamkan,

Sebelum aku pergi dan tak kembali lagi.

Yo, aku melihat ke langit yang berwarna senja,

Semua rasa ini seperti debu yang tenggelam tanpa jeda.

Kau adalah rumah, tempat hatiku berteduh,

Tapi aku tak ingin jadi kenangan yang semu.

Pamit ini bukan berarti aku menyerah,

Tapi hanya ingin aku tetap berpijak dalam harapan yang sama.

Jangan biarkan aku pergi tanpa pamit,

Kau adalah cahaya yang selalu kuingat.

Setiap langkah ini adalah janji terakhir,

Kau selalu di hati, meski langkah ini harus berakhir.