Rindu ini, kasih, adalah nyala yang membakar sunyi, menghanguskan detik demi detik dalam sepi yang tak berujung. Aku mendamba suaramu yang dahulu menenangkan badai di dadaku, aku mendamba tatapanmu yang dulu menerangi gelapku. Andai waktu mengizinkan, ingin kupintal kembali serpihan cinta yang pernah kusia-siakan. Andai hati dapat berbicara, ia akan memohonkan maaf yang tak pernah cukup untuk luka ini. Di sini, aku tenggelam dalam lautan penyesalan dan kerinduan yang tak terukur. Kasih, masihkah ada ruang di hatimu untuk seseorang yang terlambat mengerti arti hadirmu?