Mandau terbang bergerak buas,

Bilah tajam berpijar keras,

Hutan bersaksi dalam gelap,

Roh penjaga bangkit meratap.

Tabuh gendang memanggil arwah

Nada keras menggema megah

Burung enggang melintas jauh

Langit Kalimantan merah menyuluh

Petuah tua dari belantara

Menyusup nadi, membelit sukma

Mantra kuno merasuki jiwa

Satukan bumi, langit, dan raga

Di balik kabut roh berbisik

Menyentuh jiwa, gerak mistik

Mandau menari, darah mengalir

Tradisi hidup, takkan berakhir

Pohon besar memahat sejarah

Akar mencengkram jejak marwah

Mandau terbang melintas arah

Menyatukan suku dalam hikmah

Asap damar melukis angin

Mengantar doa dari hulu dingin

Langkah penari menggetar bumi

Menyatu dengan roh yang abadi

Gemuruh rimba, suaranya centil

Nada semesta laksana bedil

Mandau terbang menulis nasib,

Di tanah leluhur agar tak raib

Langit malam merah menyala

Petuah leluhur terus berkata

Mandau sakti tetap berjaga

Hutan Kalimantan setia bertapa

Nyawa tradisi, dijaga utuh

Dalam setiap bilah berujung maut

Mandau terbang menari anggun

Melindungi tanah, warisan agung

Damar menyala, asap melingkar

Tangan menghunus, doa terpancar

Burung enggang melayang rendah

Penjaga adat datang berserah

Hutan bernafas, sungai bersaksi

Mandau melayang menuntut janji

Di setiap tebas, darah berbunyi

Nyawa terikat dalam tradisi

Enggang bernyanyi di ujung ranting

Bayang leluhur menghuni batin

Mandau terbang, janji bertaut

Warisan gaib tak pernah lapuk

Suara gendang menghujam dada

Menggetar dahan, hidupkan nada

Setiap gerak mengusung makna

Sesungguhnya adat takkan sirna

Di tengah rimba, rahasia tersirat

Mandau berbicara, roh berangkat

Leluhur hadir di balik kilat

Menjaga tanah, agar selamat

Mandau terbang, sakti melayang

Tebasannya maut, gaib meradang

Hutan bicara dalam sembayang

Kalimantan abadi, rohnya tak hilang