Di pucuk tepian, kau tersimpul,
Mata menggoda, penuh tipuan,
Kau gatel, ingin digaruk kuku jantan,
Hati ini mendidih, kekasihku kau incar.
Berlenggak-lenggok, taktik penuh percaya,
Kekasihku di pinggir, tak sadar bahaya,
Cewek kegatelan, terus menggoda,
Mencoba menerkam, tanpa ingat dosa.
Woi, kau pikir ini permainan,
Rasa kesal ini siap meledak,
Kau gatel, ingin digaruk kuku jantan,
Cewek kegatelan, sungguh keterlaluan.
Menggoda kekasihku, tak punya malu,
Cewek kegatelan, kau gatel, gatel, gatel.
Di dalam pikiran, aku gregetan,
Doyan Membegal, penuh kenakalan,
Kau bawa racun, lagak berbahaya,
Satu jengkal lagi, semua akan hancur.
Berlenggak-lenggok, taktik penuh percaya,
Kekasihku di pinggir, tak sadar bahaya,
Cewek kegatelan, terus menggoda,
Mencoba menerkam, tanpa ingat dosa.
Woi, kau pikir ini permainan,
Rasa kesal ini siap meledak,
Kau gatel, ingin digaruk kuku jantan,
Cewek kegatelan, sungguh keterlaluan.
Menggoda kekasihku, tak punya malu,
Cewek kegatelan, kau gatel, gatel, gatel.
Kau bermain api, tak sadar kualat,
Kau kelewat dekil, kelakuan barbar.
Merusak gairah, yang sedang tumbuh,
Menodai asmara yang sudah terpupuk.
Woi, kau pikir ini permainan,
Rasa kesal ini siap meledak,
Kau gatel, ingin digaruk kuku jantan,
Cewek kegatelan, sungguh keterlaluan.
Menggoda kekasihku, tak punya malu,
Cewek kegatelan, kau gatel, gatel, gatel.