Mereka bilang hukum itu adil dan tegak,

Tapi lihat yang kaya malah makin gagah langkah,

Nguras uang rakyat, main aman di belakang,

Di atas meja negosiasi, semua masalah hilang.

Penjara mereka penuh fasilitas,

Kasur empuk, layar kaca, makan enak bebas,

Bandingkan dengan rakyat kecil yang salah seupil,

Masuk penjara sempit, tanpa belas kasih, deal?

Ke mana suara yang katanya keadilan?

Ketika maling kecil digebuk tanpa perlawanan,

Tapi maling berdasi tetap senyum di layar,

Beli hukum murah, bebas lagi berkeliaran.

Maling berdasi, tak takut konsekuensi,

Hukum di tangan, semua bisa jadi basi,

Rakyat marah, tapi tak punya kuasa,

Lawan si berdasi yang menipu bangsa.

Di ruang sidang, drama jadi tontonan,

Air mata palsu, skrip sudah disiapkan,

Hukuman ringan kayak angin lewat,

Duit kembalian nggak setara yang diembat.

Coba lihat rakyat kecil yang ngais makan,

Mereka kerja keras, tapi dipajak berlebihan,

Yang atas duduk santai menikmati hasil,

Uang rakyat lenyap, ke mana moral dan akal?

Bicara keadilan, mereka tutup telinga,

Teriak suara kami, tapi mereka pura-pura,

Hukum di negeri ini seperti lelucon murahan,

Yang lemah terhimpit, yang kuat tertawa bebas.

Maling berdasi, tak takut konsekuensi,

Hukum di tangan, semua bisa jadi basi,

Rakyat marah, tapi tak punya kuasa,

Lawan si berdasi yang menipu bangsa.

Keadilan seperti kabut, sulit terlihat,

Dibeli dengan uang, semuanya jadi rusak,

Kami terus melawan dengan suara dan kata,

Ayo bangkit bersama, lawan semua dusta.

Maling berdasi, waktumu kan habis,

Kami takkan diam, nyalakan api.

Hukum itu milik rakyat yang sejati,

Bukan alat mainan si pemangku kursi.