Yo, rasa ini bagai api dalam sekam,
Membakar pelan tapi menghancurkan diam-diam.
Penasaran ini, belati yang menusuk,
Setiap teka-teki membuatku tercekik rindu yang membusuk.
Rasa penasaran ini seperti hujan di gurun,
Mencari jawaban yang tak kunjung datang di pangkuan.
Seperti melukis langit tanpa warna,
Aku terjebak di labirin, tak tahu arah mana.
Bayang-bayang jawaban menari dalam gelap,
Tapi setiap langkahku, semakin dekat ke jurang senyap.
Kepalaku penuh teka-teki, bagai simpul yang kusut,
Semakin ku tarik, semakin rasa ini menggugut.
Rasa penasaran ini membunuhku perlahan,
Seperti racun manis yang masuk dalam badan.
Ku coba lari, tapi selalu kembali,
Jawaban tak datang, hanya sepi yang menyelimuti.
Penasaran ini adalah badai dalam cawan,
Mengguncang jiwa, menghantam tanpa perlawanan.
Aku bagai pelaut tanpa bintang di malam,
Mengarungi lautan gelap, dikejar gelombang.
Setiap isyarat adalah api kecil yang berkedip,
Tapi semakin ku dekati, ia hilang dan mengerip.
Bagai burung di sangkar, ku coba terbang bebas,
Tapi rasa ini membelenggu, membuatku lemas.
Rasa penasaran ini membunuhku perlahan,
Seperti racun manis yang masuk dalam badan.
Ku coba lari, tapi selalu kembali,
Jawaban tak datang, hanya sepi yang menyelimuti.
Yo, ini perang tanpa akhir di dalam kepala,
Rasa ingin tahu berubah jadi perangkap berhala.
Ia adalah bisikan halus di telinga,
Membuatku ragu, mengikis semua logika.
Ku coba diam, tapi rasa ini menggema,
Seperti gelombang di lautan, tak pernah reda.
Haruskah ku menyerah, atau terus mencari?
Dalam gelap ini, aku hampir kehilangan diri.
Rasa penasaran ini, guratan luka yang dalam,
Membakar jiwa tanpa api, membuat hati terpendam.
Aku bertanya, tapi dunia diam membisu,
Penasaran ini membunuhku, sampai nafasku membeku.